Perbedaan pengetahuan sebelumnya dan kecepatan belajar dalam kelas memang sulit diatasi.Namun kadang-kadang guru mengabaikan hal ini dan mengajar dengan kecepatan yang sama bagi suatu kelas yang heterogen.Tentunya ini akan sangat merugikan bagi siswa yang berpencapaian rendah maupun tinggi.Siswa yang berpencapaian rendah mungkin akan gagal karena mereka tidak mempunyai kemampuan prasyarat, dan siswa berpencapaian tinggi akan merasa bosan dengan sesuatu yang bagi mereka merupakan tingkat pengajaran yang lambat.Oleh karena itu seorang guru harus mampu mengakomodasi perbedaan siswanya.Dalam pembahasan ini saya akan membahas sedikit mengenai strategi pengelompokan untuk mengakomodasi perbedaan pencapaian siswa, tentunya supaya pengajaran menjadi efektif.
Pengelompokan Kemampuan Antar-kelas
Yaitu pengelompokan siswa ke dalam kelas menurut kemampuan mereka.Pengelompokan kemampuan antar kelas ini mempunyai banyak bentuk.Di sekolah menengah umum mungkin ada jalur persiapan perguruan tinggi yang membagi siswa berdasarkan kemampuan yang dapat diukur.Di beberapa sekolah lanjutan tingkat pertama, siswa ditempatkan di suatu kelas berdasarkan kemampuan umum, dan mereka kemudian berada dikelas tersebut dengan berpindah dari satu guru ke guru lain.Bisa juga dengan mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan untuk massing-masing mata pelajaran, sehingga seeorang siswa dapat berada dalam kelas matematika yang berkinerja tinggi dan ilmu pengetahuan alam yang berkinerja rata-rata.
Walaupun pengelompokan kemampuan antar kelas telah banyak digunakan, tetapi riset tentang strategi ini tidak mendukung penggunakannya.Para peneliti telah menemukan bahwa walaupun pengelompokan kemampuan dapat mempunyai sedikit keuntungan bagi siswa yang ditempatkan di kelas berjalur tinggi tetapi menimbulkan kerugian bagi siswa yang ditempatkan dalam kelas berjalur rendah.
Berikut beberapa kerugian pengelompokan kemampuan antar kelas:
Ø Sedikitnya panutan positif bagi siswa dalam kelas berjalur rendah.
Ø Banyak guru tidak suka mengajar kelas seperti itu dan mungkin mengkomunikasikan harapan rendah kepada siswa di kelas tersebut.
Ø Mutu pengajaran biasanya lebih rendah di kelas berjalur rendah daripada di kelas berjalur menengah atau tinggi.
Ø Efek stigmatisasi terhadap siswa yang ditempatkan dalam jalur rendah.
Ø Kehilangan kepercayaan diri.
Ø Siswa dalam kelas ber jalur rendah mempunyai kemungkinan yang jauh lebih besar menjadi anak nakal, pembolos , dan putus sekolah.
Riset tidak mendukung praktik ini pada tingkat kelas manapun, dan jalur khusus seharusnya dihindari setiap kali memungkinkan.Namun ada pembenaran atas program akselerasi.
Penghapusan Jalur Khusus
Rekomendasi penghapusan jalur khusus terfokus untuk menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok kemampuan campuran dan mempertahankan mereka dalam standar yang tinggi tetapi menyediakan banyak cara bagi mereka untuk mencapai standar tersebut, termasuk bantuan tambahan untuk siswa yang kesulitan untuk mengikuti.Penggunaan pembelajaran kerjasam dan pembelajaran berbasis proyek yang tepat adalah sarana untuk membuka kesempatan bagi kinerja yang tinggi untuk semua anak.
Pengelompokan Kembali
Metode pengelompokan kemampuan dimana siswa berada dalam kelas-kelas kemampuan campuran untuk sebgaian besar pada hari itu tetapi ditempatkan dalam kelas membaca atau matematika berdasarkan kinerja mereka. Dengan demikian , siswa yang berpencapaian rendah tidak dipisahkan sebagai suatu kelas dan diberi stigma.Metode ini biasanya digunakan dalam sekolah dasar.matode ini pada umumnya telah ditemukan meningkatkan pencapaian siswa.
Program Tanpa Kelas/Program Pengelompokan Lintas Usia
Program yang pada umumnya pada tingkat sekolah dasar yang menggabungkan anak-anak dari usia yang berbeda ke dalam satu kelas.Paling sering siswa yang berusia 5-7 tahun atau 6-8 tahun dapat dicampur dalam satu kelas.Siswa dikelompokan secara fleksibel untuk pengajaran menurut kebutuhan dan kinerja mereka.Kelas gabungan seperti itu belum ditemukan meningkatkan efek pencapaian siswa dan mungkin malah merugikan.
Pengelompokan Kemampuan Dalam Kelas
Yaitu metode pengelompkan siswa dalam-kelas, biasanya dalam mata pelajaran membaca dalam sekolah dasar, guru membagi siswa dalam kelopok- kelompok berdasarkan kemampuan mereka.Riset tentang ini telah menemukan bahwa siswa dalam mata pelajaran yang dikelompokkan menurut kemampuan mempelajari lebih banyak daripada siswa yang tidak dikelompokkan.Tetapi pengelompokan ini tidak perlu dilakukan jika memang kondisi kelas tidak memerlukan pengelompokan siswa, dan metode ini hanya bermanfaat untuk metode pengajaran tradisional tetapi ketika menggunakan pendekatan konstruktivis pengelompokan dalam-kelas mungkin tidak diperlukan.
Demikian tadi sedikit pembahasan mengenai metode pengelompokan kelas, saya berharap ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar